Goa Cokro Potensial Wisata

BAPPEDA KLATEN – Penemuan goa atau terowongan oleh warga setempat di Desa Demangan, Kecamatan Tulung beberapa waktu lalu, mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Hal ini beralasan mengingat, sejak ditemukan tanggal 1 Desember 2019, kini viral di dunia maya. Selanjutnya, oleh warga setempat goa ini dinamakan goa cokro mengingat lokasinya di daerah cokro.

Beberapa tokoh desa setelah mengetahui Goa tersebut segera membersihkan dan menyusuri Goa, setelah warga dan tokoh masyarakat mengobservasi langsung memutuskan sepakat serta mufakat akan menjadikan Destinasi Wisata.

Dalam rapat koordinasi Jumat (31/1) terungkap goa atau terowongan cokro merupakan salah satu bangunan bekas Pabrik Gula peninggalan kolonial Belanda pada tahun 1897 yang berada di Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. Dari analisis Balai Arkeologi Yogyakarta, terowongan ini bisa jadi dulu bekas Transportasi material pabrik gula. “Terowongan ini bisa jadi dulu bekas Transportasi material pabrik gula,” ujar Gunardi, perwakilan dari Balai Arkeologi Yogyakarta.

Dia juga menghimbau agar mengundang ahli konstruksi maupun yang terkait, untuk memastikan keamanan dan kelayakan Goa. “Tak lupa juga perlu duji terkait air yang menetes pada dinding Goa tersebut, apakah air itu air bersih yang mengandung mineral atau air kotor. Mengingat goa itu berada dibawah rumah penduduk desa” pesannya.

Plt. Kepala Disparbudbora Sri Nugroho menyampaikan tidak akan melarang menjadi goa tersebut sebagai destinasi wisata. Namun demikian, tentunya harus mendasarkan pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Pernyataan senada juga disampaikan petugas dari Badan Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta Sutono. “Jika akan di dirikan Destinasi wisata sebaiknya dibikin satu pintu masuk pengunjung, apabila dibikin banyak pintu masuk akan merusak Goa. Kami siap mendampingi proses Pelestarian Goa ini,” katanya sembari mengatakan selama proses pelestarian diharapkan Goa Cokro disterilkan supaya terjaga dan kondusif.